Jerai (2008) |
Written by Dr. Azizan Bahari |
Saturday, 10 January 2009 03:39 |
(i)
Kau selalu tenang menyambut kami
Senyum lebar kehijauan
Awan di atas berarak pantas
Unggas mergastua gamat bersahutan
Keheningan dulu kembali terasa
Meski dinginmu meresahkan
Kedamaian singgah seketika
Walau kencang angin berlalu
Jerai!
Begitu lama kau berdiri
Berakar teguh
Selamanya melambai...
Berkurun kau mengawasi
Nun laut, pantai dan lembah
Mengamati gelagat memendam rahasia
Menakung gerun mencetus misteri
Kaulah pustaka peristiwa lama
Kemuncak pertapaan pendekar silam
Tugu zaman
Legasi peradaban
Tak terhakis oleh waktu
Tak tergugat oleh kerakusan
(ii)
Namun
Berkali-kali mereka cuba melamarmu
Mengintai lekuk, dataran
Menguji batu, arus, tumbuhan
Menilai tubuhmu luar-dalam
Mereka mengira kekayaan tersimpan
Mencongak keuntungan
Mereka membentuk pakatan
Dan membatal persetujuan
Mahu mendiri, sambil meruntuhkan
Dalam mesra dan kelumu
Mereka menghitung nama, kebesaran
Pangkat, kemewahan
Dan mereka tak akan mengalah
Untuk memilikimu
Walau lama dan berdikit
Strategi diatur
Pengaruh diuji, kuasa dibeli
Segala huluran, jaminan kesenangan
Sabar menanti...
(iii)
Mujurlah, kau bukan Karakatua
Yang memuntahkan belerang
Untuk sesekali mengingatkan
Bahana ketamakan
Mujurlah, kau bukan Pinatubo sesekali menggarang
Melepaskan amarah
Bagi menyatakan amaran
Akibat gelojoh, kesombongan...
(iv)
Kau Jerai dengan sekitar menawan
Wajah tersenyum tangan-tangan melambaian
Di dahan tinggimu helang berlabuh
Di rimbunan lebah berterbangan
Di antara belukar hutanmu
Rimau akar melompat megah
Kau Jerai dengan keheningan mendamaikan
Selunak lagu rimba penyejuk siang
Ketenanganmu mengasyikkan
Hembusan lembut penyegar malam
Kaulah ketinggian penjamin kelangsungan
Betapapun hujan mencurah
Atau kemarau merekah
Atau ombak menyergah
Kaulah Jerai anugerah alam
Menakung air kehidupan
Menyuburkan tumbuhan
Menyegarkan pernafasan
Bertahanlah Jeraiku!!
(2008) |